Iklan

iklan

Iklan

iklan
,

Iklan

iklan

Penyusun Lagu Syukur Adalah Cucu Nabi

Muhammad Arif Mufidul Chikam
18 Mar 2018, 01:06 WIB Last Updated 2018-10-22T11:45:24Z
Penyusun Lagu Syukur dan Tetap Merdeka Adalah Cucu Nabi

Sayyid Husein al-Mutahhar adalah cucu nabi yang patriotis.

Malah-malah, ketika Indonesia merdeka, ada sayyid warga Kauman Semarang yang mengajak bangsa kita untuk bersyukur.

Sang Sayyid tersebut menyusun lagu Syukur. Dalam pelajaran Sekolah Dasar disebutkan Habib Husein al-Mutahar yang menciptakan lagu Syukur.

Beliau adalah Pakdenya Habib Umar Muthahar SH Semarang. Jadi, yang menciptakan lagu Syukur yang kita semua hafal adalah seorang sayyid, cucu baginda Nabi Saw. Mari kita nyanyikan bersama-sama:

Dari yakinku teguh

Hati ikhlasku penuh

Akan karuniaMu

Tanah air pusaka

Indonesia merdeka

Syukur aku sembahkan

Ke hadiratMu tuhan.

Itu yang menyusun cucu Nabi, Sayyid Husein Muthahar, warga Kauman Semarang. Akhirnya oleh pemerintah waktu itu diangkat menjadi Dirjen Pemuda dan Olahraga.

Terakhir oleh pemerintah dipercaya menjadi Duta Besar di Vatikan, negara yang berpenduduk Katholik.

Di Vatikan, Habib Husein tidak larut dengan kondisi, malah justeru membangun masjid. Hebat.

Malah-malah, Habib Husein Muthahar menyusun lagu yang hampir se-Indonesia hafal semua.

Suatu ketika Habib Husein Muthahar sedang duduk, lalu mendengar adzanshalatDzuhur.

Sampai pada kalimat hayya 'alasshalâh, terngiang suara adzan. Sampai sehabis shalat berjamaah, masih juga terngiang.

Akhirnya hatinya terdorong untuk membuat lagu yang cengkoknya mirip adzan, ada “S”nya, “A”nya, “H”nya. Kemudian pena berjalan, tertulislah:

17 Agustus tahun 45

Itulah hari kemerdekaan kita

Hari merdeka Nusa dan Bangsa

Hari lahirnya Bangsa Indonesia

Merdeka

Sekali merdeka tertap merdeka

Selama hayat masih dikandung badan

Kita tetap setia, tetap setia

Mempertahankan Indonesia

Kita tetap setia, tetap setia

Membela Negara kita.

Maka peran para kyai dan para sayyid tidak sedikit dalam pembinaan patriotisme bangsa.

Jadi, Anda jangan ragu jika hendak mengirim anak-anaknya ke pondok pesantren.

(Diambil dari Pengajian KH. Achmad Chalwani)

Iklan

iklan