Kamis, 14 November 2024 M, 20.30 WIB
Pondok pesantren merupakan Lembaga Pendidikan tradisional tempat belajar para santri dibawah bimbingan Kyai. Seiring berjalanya waktu, pesantren semakin dapat menjawab kebutuhan masyarakat. Begitu juga di Pondok Pesantren Putri An-Nawawi yang selalu melakukan perkembangan sesuai dengan kebutuhan masyarakat luas. Salah satunya yaitu Muchadhoroh Pondok Pesantren Putri An-Nawawi.
Kegiatan Muchadloroh ini merupakan salah satu Program Bagian Pendidikan dan Pengajaran Pondok Pesantren Putri. Muchadloroh dilaksanakan setiap malam Jum’at dan baru saja selesai pada Hari Kamis (Malam Jum'at Legi), 14 November 2024 M./13 Jumadil Awwal 1446 H. Kegiatan rutin mingguan ini bertujuan menjadi wadah pengembangan diri santri agar nantinya siap dalam menjawab kebutuhan di masyarakat ataupun bagi Pondok Pesantren sendiri. Adapun kebutuhan-kebutuhan di masyarakat, bukan hanya dalam hal pengetahuan tapi juga kompetensi lain seperti public speaking, manajemen organisasi, dan berbagai kebutuhan lainnya.
Atas dasar hal tersebut, setiap teknis pelaksanaan Muchadloroh memliki manfaat dan tujuan tertentu. Adapun rangkaian kegiatan Muchadloroh sebagai berikut:
1. Petugas Muchadloroh merupakan perwakilan masing-masing Angkatan Madrasah Diniyah Banat An-Nawawi. Hal ini mengajarkan kekompakan dan melatih manajemen keorganisasian dalam mempersiapkan sebuah acara.
2. MC berjumlah 2 orang dengan ketentuan menggunakan 2 bahasa, yaitu:
a. Bahasa Jawa/ Indonesia
b. Bahasa Inggris
Pemilihan Bahasa tersebut melihat kebutuhan Pondok Pesantren yang membutuhkan Master Of Ceremony (MC) Bahasa Inggris pada setiap tahunnya. Sedangkan di masyarakat, sering dibutuhkan kemampuan Master Of Ceremony (MC) Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa.
3. Tim Paduan Suara merupakan perwakilan dari angkatan. Adanya paduan suara dapat melatih kreativitas yang dituangkan dalam hal vocal dan dalam hal kekompakan.
4. Setiap Angkatan yang bertugas menampilkan persembahan yang berdurasi maksimal 20 menit. Persembahan ini dapat berupa drama, teater, dan yang sejenisnya. Tema yang diusungkan juga bebas sesuai dengan Pidato yang disampaikan. Dengan begitu, bakat- bakat santri dapat tertuang dan terlihat.
5. Masing-masing Angkatan mengajukan 2 delegasi untuk Berpidato dengan ketentuan menggunakan Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia. Hal ini mampu menjawab kebutuhan masyarakat untuk berdakwah. Selain itu, juga dapat melatih mental dan kemampuan public speaking santri.
Muchadloroh yang sudah dilaksankan sejak dahulu merupakan ajang bergengsi yang dapat meningkatkan rasa kompetitif antar santri. Sebagai bentuk apresiasi, pada tiap tahunya terdapat kejuaraan pada Muchadloroh dan penampilan paduan suara. Harapanya, Muchadhoroh ini dapat menghasilkan santri-santri yang berkompetensi dan siap menjawab kebutuhan masyarakat dan Pondok Pesantren.